Bicara siapa yang akan terpilih jadi presiden di tahun 2014 nanti telah banyak yang meramalkan tokoh A, B, C dan lain sebagainya. Belum lagi meramalkan jika si A terpilih maka akan begini-begitu... Weleh-weleh, bikin bingung kepala saja!

Diluar ramal-meramal siapa yang jadi Presiden RI 2014, maka saya tegaskan dan ingatkan kembali bahwa:

"Hey.. Rakyat Indonesia! Tentukan pilihanmu berdasarkan hati nurani kamu, bukan berdasarkan hasutan sana-sini yang belum tentu benar apa adanya."

"Pilihlah Presiden yang mencintai rakyatnya sepenuh hati tanpa pandang bulu! Yang memiliki jiwa kepemimpinan serta kepandaian untuk mengelola pemerintahan dengan adil dan bijaksana."

"Dan tidak rasis!"

.....

Nah sekian saja pembahasannya, nanti bisa-bisa saya diciduk dengan alasan provokasi or propaganda anti rasis (LOL).



Pesan:
"Berhati-hatilah dalam menentukan sikap pada situasi pemilu. Karena saat itu sudah pasti banyak sekali ajakan dari sana-sini untuk memilih. Jadilah dirimu sendiri dan pilihlah sesuai hati nurani kamu."





Saat ini sangat ramai dan marak sekali seruan tentang Pilkada, Pilgub dan bahkan Pilpres 2014 mendatang. Semua itu sudah pasti sangat bergantung pada peran serta semua golongan masyarakat untuk aktif sebagai pemilih/pencoblos.

Bicara milih/nyoblos, maka itu merupakan hak suara bagi semua rakyat Indonesia untuk menentukan pilihannya sendiri tanpa ada unsur paksaan atau intimidasi. Bicara hak suara artinya itu merupakan salah satu bagian dari kebebasan/freedom. Nah bicara kebebasan, saya sangat tidak setuju jika ada sebagian golongan yang menyatakan diri sebagai "Golput" dalam artian menolak untuk memberikan hak suaranya pada saat pemilihan berlangsung.

Golput artinya sama saja dengan membatasi arti suci dari kebebasan/freedom/kemerdekaan.  Apalagi sampai ada gerakan golput dan bahkan berusaha mempengaruhi orang lain untuk ikutan golput juga. Kita dari sejak dulu menginginkan kebebasan/kemerdekaan adalah menjadi sia-sia ketika kita  menyatakan diri golput. Hal itu mencemari arti dari kebebasan itu sendiri.

Golput silahkan saja tapi jangan itu dijadikan wacana pergerakan anti sosial yang notabene mempengaruhi orang lain secara terang-terangan untuk ikutan golput, dan itu sebenarnya melanggar hak azasi individu dalam melaksanakan hak pilihnya.

Pelanggaran inilah yang sebenarnya sangat saya tidak setujui. Selain melanggar hak azasi individu juga melanggar kebebasan hak individu.

Sekian ulasan tentang pemilu vs golput, singkat saja - kalau panjang jadi repot sana-sini nantinya (LOL).

Pesan:
"Jika Anda bersikeras untuk golput karena alasan tertentu, silahkan saja itu hak Anda, tetapi ingat jangan mempengaruhi orang lain untuk ikutan golput seperti Anda juga - Karena dari situlah sifat seorang penjajah berawal!"





Ketika saya sedang asik melakukan konfirmasi pertemanan dari banyak teman di Facebook Bicarapedia.id, tiba-tiba saja saya ditendang keluar dari laman Facebook dan harus login kembali. Dan kurang ajarnya Facebook pada saat saya login malahan harus verifikasi dan lebih kurang ajarnya setelah semua urutan verikasi telah saya ikuti dengan benar pun masih saja terblokir!!.. Betapa kurang ajarnya Facebook karena saya sangat menghargai perusahaan sebesar itu namun dia sama sekali tidak menghargai account Facebook Bicarapedia.Id sama sekali. 

"Kalau memang saya salah masukin password it's ok, but this is not my mistake!! It's you Facebook!!..." 

Masa perusahaan segede itu takut ama kekuatan bicarapedia? Ampe segitukah Anda takut kepada bicarapedia?... LOL, weleh-weleh koq kaya anak kecil saja yach! Belum juga saya berbicara macam-macam di account Facebook Bicarapedia.Id saja, sudah sebegitu takutnya Anda!... Apalagi jika saya menyerukan boikot Facebook?...

Kebebasan bicara saat ini betul-betul dibatasi oleh Facebook, padahal bicarapun belum hahahaha.. :P harusnya pemblokiran dilakukan kalo bicarapedia sudah ngelantur omongannya. Ini bicara juga belum sudah diblokir.

Kutunggu jawaban kamu Facebook? Haloo masa Anda takut ama kita yang kecil begini!


Pesan:
"Pemblokiran secara sepihak adalah kelakuan penjajah! Penjajah takut jika rakyat mulai berani berbicara."





Bagi kamu yang punya banyak ide buat ngembangin bisnis dan berani angkat bicara alias berani mempresentasikannya dihadapan para juri, maka inilah kesempatan emas yang kamu tunggu-tunggu untuk unjuk gigi di ajang lomba ide bisnis yang diadakan oleh:


 "Spectrum" 
The Powerful brand on tinting paint in Indonesia!

Ada hadiahnya bagi yang idenya terpilih! 

Total hadiahnya adalah senilai "Rp 50 Juta" Bro! 

Penasaran?.. Silahkan baca informasinya disini!

Buruan daftar!!!




Powered by cat tembok tinting Spectrum.





Dalam hal ini saya tidak akan banyak berkomentar!... 
Hanya satu pertanyaan saja: 

" Apakah Anda sudah siap menghadapi serangan hacker yang lebih ganas lagi?"



Pesan Moral:
Jika tidak siap, sebaiknya Anda gunakan cara damai, ajak mereka untuk bekerja sama tentang bagaimana caranya agar Anda bisa bertahan dan terlindungi dari serangan hacker kelak dikemudian hari. Karena tidak menutup kemungkinan jika hal kecil ini saja (red: hanya tindakan spontan/iseng) tidak bisa Anda selesaikan dengan cara intelektual (red: membangun sistem firewall yang lebih canggih), maka kedepan jika ada serangan lebih serius (red: pencurian data rahasia negara) maka Anda akan ditertawakan oleh semua pihak sejagad raya!!

Renungan:
Intelektual vs Intelektual = Adil
Intelektual vs Hukum = Bodoh

Perbandingan:
Dibeberapa negara maju (red: yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan intelektualitas), mereka bertindak lebih jantan dan smart, yaitu dengan menantang kelompok hacker untuk menguji sistem yang mereka bangun dan bukan memenjarakannya ke dalam penjara.




Rasisme adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian suatu budaya atau individu dan bahwa suatu ras tertentu lebih superior serta memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya.

Beberapa penulis menggunakan istilah rasisme untuk merujuk pada preferensi terhadap kelompok etnis tertentu sendiri (etnosentrisme), ketakutan terhadap orang asing (xenofobia), penolakan terhadap hubungan antar ras (miscegenation), dan generalisasi terhadap suatu kelompok orang tertentu (stereotipe).

Rasisme telah menjadi faktor pendorong diskriminasi sosial, segregasi dan kekerasan rasial, termasuk genosida. Politisi sering menggunakan isu rasial untuk memenangkan suara. Istilah rasis telah digunakan dengan konotasi buruk paling tidak sejak 1940-an, dan identifikasi suatu kelompok atau orang sebagai rasis sering bersifat kontroversial.

Dari uraian di atas (sumber dari Wikipedia), yang paling umum terjadi di Indonesia adalah kenyataannya para politisi telah banyak menggunakan isu rasial untuk memenangkan suatu tujuan dan maksud tertentu. 

Pada dasarnya rasisme di Indonesia ini merupakan idealisme dari ajaran peninggalan kaum penjajah dahulu semasa penjajahan di Indonesia. Dan entah kenapa ajaran seperti itu masih saja digunakan hingga kini? Padahal negara kita ini dengan susah payah berdiri memerdekakan kebebasan dan menyatakan bahwa Republik Indonesia adalah negara yang bebas merdeka (red: 17 Agustus 1945) serta sepakat seluruh bangsa Indonesia akan menjunjung tinggi UUD 1945 dan Pancasila dengan Kebhinekaan-Tunggal-Ikanya, yang bertujuan agar kita semua bersatu, sehingga kesatuan akan menghindarkan negara dan bangsa ini terjajah kembali.

Ironisnya, kini kita sudah dijajah kembali oleh ideologi peninggalan kaum penjajah! Artinya kita telah dijajah dengan pemahaman kita sendiri, tentang bagaimana kita hidup bersama, tentang bagaimana kita menjalankan keyakinan Agama kita masing-masing, tentang bagaimana kita memandang orang lain, tentang bagaimana kita bergaul dengan orang lain, tentang bagaimana kita belajar, dsb.

Ideologi rasisme, menurut saya adalah ideologi yang terkejam yang pernah ada di dunia ini. Sebagai contoh yang tidak akan pernah terlupakan bagi seluruh bangsa di dunia ini adalah buah karya kekejaman Nazi yang dilandasi oleh ideologi rasisme ras. Nah apakah contoh itu tidaklah cukup bagi kita di Indonesia untuk jangan pernah terjerat apalagi menggunakannya dalam kancah dunia perpolitikan di Indonesia.

Apakah kita sebodoh dan serendah itu untuk menghidupkan kembali, apalagi menggunakannya (red: ideologi rasisme) dalam mencapai keinginan serta tujuan tertentu demi kekuasaan dan kekayaan semata?

Apakah kita sebodoh dan serendah itu hingga mau saja termakan dengan isu-isu rasial yang dilontarkan oleh sebagian kecil kelompok organisasi ataupun pribadi seseorang yang dengan nyata-nyata hanya demi untuk meraih tujuan popularitas, kekuasaan, kekayaan dan kepentingan pribadi/golongannya semata?

Apakah kita ingin negara kita ini kembali dijajah kembali? Dibodohi seperti dulu oleh kaum penjajah?

Kembali ke akar masalahnya, menurut saya bahwa rasisme hanya digunakan oleh orang-orang yang tidak bermoral dan bahkan mungkin tidak beragama! Kenapa demikian? Sudah jelas bahwa di tiap agama mengajarkan tentang bagaimana hidup yang rukun, dan sudah sangat jelas pula bahwa diceritakan bagaimana asal-usul manusia diciptakan oleh Tuhan. Dalam cerita itu ditegaskan bahwa kita semua adalah satu keturunan dari Adam dan Hawa. Jadi jelas! Bahwa pada prinsipnya kita semua di dunia adalah bersaudara. Nah, jika benar demikian, kenapa juga kita harus terbawa unsur rasial?...

Semoga wacana non ilmiah yang singkat di atas dapat menjadi bahan kajian ulang (introspeksi diri) bagi para politikus serta bangsa dan negara Republik Indonesia agar jangan pernah terjerat dengan benih ideologi kaum penjajah (red: rasialisme).


Pesan moral: Tuhan pun akan murka kepada siapapun yang berpihak pada unsur rasial, sudah banyak contoh di dunia ini, dan kisah mereka pun berakhir dengan sangat-sangat tragis! Hey, orang-orang yang rasial! Apakah Anda ingin seperti itu?


(AK)
                                                    "Say No to Racism!"






WELCOME TO MY BLOG

"Speak up now before it's forbidden to talk! ..."




                                           * Powered by Anonim *





Copyright © 2012 Bicarapedia.